AKU
INGIN MENJADI SEORANG PRESIDEN
(Karya : Ramadhana Kurnia)
Di suatu Desa, hiduplah keluarga yang sangat sederhana. Di
dalam sebuah keluarga itu ada seorang anak yang bernama Jali Kwat. Jali adalah
anak dari perkawinan Bapak Syarif dan Ibu Rani.
Pada suatu hari Jali ingin Bercita-cita menjadi seorang
presiden. Oleh karena itu, Jali terus merenung dan bertanya pada dirinya
sendiri, “Apakah aku mampu menjadi seorang presiden”
Tanya Jali. Setelah dia pulang dari sekolahnya, Jali terus-menerus merenung di sebuah kolam ikan milik warga, yang sangat digemari Jali bila merenungkan diri.
Tanya Jali. Setelah dia pulang dari sekolahnya, Jali terus-menerus merenung di sebuah kolam ikan milik warga, yang sangat digemari Jali bila merenungkan diri.
Pada hari minggu Jali dan ayahnya pergi ke kota untuk
menjual ikan hasil tangkapan ayahnya. Di perjalanan Jali ingin sekali bertanya pada
ayahnya tentang tentang cita-citanya tetapi ia malu karena tidak mungkin orang
miskin bisa jadi presiden.
Sesampai di kota Jali dan Ayahnya langsung pergi ke pasar
untuk menjual ikannya. Setelah beberapa jam ikan yang mereka jual habis
terjual.
Setelah itu Jali mengajak ayahnya jalan-jalan keliling kota,
dalam perjalanan Jali melihat banyak sekali orang dil lapangan, Jalipun meminta
ayahnya untuk melihat-lihat.
“Ayah,
sedang apa orang-orang itu?” Tanya Jali.
“Orang-orang
itu sedang menonton kampanye calon presiden” Jawab Ayah Jali
Tanpa
disangka Jali menyebutkan cita-citanya yang ia pendam.
“Oh….
Bisa gak aku jadi presiden ya?” Jali berbicara sendiri.
Ayah Jalipun mengetahui apa yang dibicarakan Jali. Lalu pak Syarif membawa Jali
pergi dari kampanye capres itu.
“Untuk
apa kamu jali presiden, kamukan hanya orang Desa” kata pak Syarif.
“Tapi
akukan ingin sekali jadi presiden” Jawab Jali.
“Baiklah
jika itu yang kamu inginkan, bapak tidak melarang, tapi kamu jangan
menyesal
bila cita-citamu tidak tercapai” Kata pak Syarif.
“
Ya pak, tapi Jali harus tetap berusaha”Kata Jali.
Setiba dirumahnya Jali langsung ke tempat tidurnya, dia merenungkan apakah ia
dapat menjadi pemimpin negrinya.
Di sekolah Jali adalah seorang murid yang sangat berprestasi dan ia pernah
mewakilkan sekolahnya dalam perlombaan bulu tangkis, karena Jali juga pandai
dalam permainan itu.
Di dalam kelasnya Jali dijadikan oleh temanya seorang ketua kelas, dia memang
sudah dari kecil menjadi seorang pemimpin, Jalipun juga sering diberi beasiswa
dan malah beasiswa sampai ke Perguruan Tinggi yang diberikan Pemerintah Daerah
di daerahnya.
Ketika Jali duduk di bangku SMP, Jali dipercayakan teman-temannya untuk menjadi
ketua Osis. Semangat Jali memang sangat kuat, dia selalu berusaha untuk belajar
jadi pemimpin.
Beberapa tahun kemudian setelah dia lulus dari Perguruan Tinggi. Jali hanya
bisa ada di desa, karena Jali terus gagal bila melamar pekerjaan Di kampungnya
Jali adalah pemuda yang selalu ikut dalam organisasi-organisasi yang ada
dikampungnya.
Jali ternyata masih bersemangat untuk menjadi presiden di negrinya. Pada suatu
hari, ketika Jali sedang merenungkan dirinya, tanpa disengaja ada orang dari
kelurahan di desanya ingin mengajak Jali untuk bekerja di kantor kelurahan,
Jalipun menerima tawaran itu.
Keesokan
harinya Jali bergegas pergi ke kantor kelurahan untuk bekerja. Di kantor
kelurahan Jali ditunjuk sebagai koordinator organisasi-organisasi yang ada di
desanya.
Di dalam menjalani pekerjaannya, Jali merupakan pemimpin/koordinator yang
sangat baik dan adil. Banyak bawahannya yang sangat menyukainya.
Setelah beberapa tahun, Jali dipindah pekerjaanya yaitu menjadi lurah. Jali
menjadi lurah karena ia banyak dipilih oleh warga yang mengikuti Pilkades,
Pemilihan Kepala Desa. Beberapa tahun jadi kepala desa, Jali, mulai memasukai
ruang-ruang politik yaitu menjadi anggota Partai Indonesia Satu. (PIS).
Jabatan
kepala desa yang dipegang Jalipun sudah selesai. Jalipun semakin mantap tehadap
partainya, dia selalu aktif di dalam partainya.
Berkat semangatnya di dalam partai, Jalipun dipilih untuk menjadi Calon
Legislatif di Pemilu yang akan diadakan 3 bulan lagi, Oleh karena itu Jali
bersiap-siap untuk merancang cara berkampanyenya, karena dia merupakan dari
keluarga yang sederhana.
Jalipun berpikir dan berpikir terus, dan pada akhirnya dia hanya melakukan
kampanye dengan dana yang seadanya. Jali Cuma mendapat dana hasil dia menjual
motornya yang baru dia dapatkan ketika menjabat menjadi lurah.
3
bulan telah berlalu, hari yang ditunggu telah dimulai, Jali melakukan kampanye
dengan membuat stiker dirinya. Beberapa hari telah berlalu, Jalipun hanya
menunggu, karena Pemilu tinggal 1 hari lagi.
Keesokan harinya, hari yang ditunggu pun telah mulai, banyak orang pergi ke
TPS-TPS. Sehari setelah Pemilu, Jali semakin takut dan dia bertanya pada diri
nya sendiri
“Apakah
aku bisa berhasil” tanya Jali sendiri.
Perhitungan suara pun dimulai 2 hari sesudahnya. Tak di sangka perolehan suara
Jali sangat banyak, Jali pun sangatsangat gembira bercampur dengan kebingungan,
karena Jali bisa memenangkan pemilu legislatif. Jali pun bertanya pada ayahnya
“Pak,
aneh sekali kok saya bisa menang, padahal saya cuma mengeluarkan dana kampaye
sedikit?” tanya Jali.
“Oh
itu, bapak juga bingung tapi itu semua yang terjadi adalah hanya Allah yang
mengetahui, Bapak hanya berharap agar kamu menjadi anggota legislatif yang
tidak berkorupsi”jawab pak syarif
“Baik
pak, saya akan ingat selalu pesan bapak” kata Jali
Hari pelantikan anggota DPRD pun dimulai, Jali bersiap-siap dari rumahnya
manuju kota, Jali bersiap-siap dari rumahnya menuju tempat pelantikan dengan
restu dari kedua orang tuanya. Jali pergi menuju kesana hanya dengan naik
angkot dari kampungnya.
Sesampai ditempat, Jali melihat banyak sekali mobil mewah yang menyilaukan
matanya dan Jali pun berkata sendiri sambil tergagum-kagum
“wow,banyak
sekali mobilnya dan bagus-bagus sekali” kata Jali sambil terkagum
Jali
pun membanyangkan apakah dirinya apakah dirinya bisa mem[punyai mobil-mobil
seperti itu.
Setibanya didalam kantor DPRD, Jali hanya anggota DPRD yang bepakaian yang
sangat sederhana. Tetapi, Jali menghadapi itu dengan murah seyum.
Acara pelantikan pun telah selesai, Jali sudah secara resmi menjadi anggota
DPRD dikabupatennya dan dia pun pulang dari kantor DPRD Kabupaten itu.
Setelah 2 tahun telah berlalu, kehidupan Jali akhirnya telah berubah 100%, dia dan
keluarganya pun hidup dikota dan tidak lagi hidup di kampung.
Dikota hidup Jali menjadi mewah, tetapi Jali tidak menjadi sombong, dimalah
membagikan harta kepada anak yatim dan orang miskin. Tingkah laku Jali tidak
seperti sebagian besar orang kaya yang hidupnya hanya untuk berpoya-poya.
Ternyata Jali sangat menaati pesan-pesan orang tuanya, ia merupakan anggota
yang aktif mengeluarkan pedapat dan ia juga dapat memenuhi peraturan
pemerintah.
Akhirnya masa jabatan Jali pun sudah hampir berhasil dan pemilu segera di
mulai, Jali menjadi calon legislatif untuk kedua kalinya, tapi sayangnya Jali
kalah dalam kompetisi tersebut, dia kalah karena perolehan suaranya sedikit.
Jali pun berubah propesi menjadi pengusaha yang sangat sukses dan juga
beruntung karena mempunyai banyak saham. Jali menjadi pengusaha dan akan
menurunkan usahanya tersebut kepada keturunannya.
Setelah beberapa tahun sedikit demi sedikit Jali mulai meninggalkan usahanya,
dia mulai memasuki lagi ruang politik. Setelah sekian lama karir politik Jali
mulai berkembang lagi, dia dipilih menjadi Mentri Kehutahanan (Menhut)
dipemerintahan presiden B.J Habiebie.
Didalam masa jabatanya, Jali dikenal sebagai mentri yang sangat bagus,
karena dia telah dapat menangani para penebang liar Jali juga berhasil mengajak
orang-orang untuk menanam tanaman dilingkungan masing-masing.
Atas kinerja Jali yang sangat efisen, hutan di Indonesia menjadi tereboisasi
kenbali dan jarang ada penebangan illegal yang bekeliaran.
Beberapa tahun kemudian Jali dipilih oleh Partai Indonesia Satu (PIS) untuk
menjadi ketua umum partai tersebut, Jali yang dulunya menjadi sekretaris Partai
Indonesia Satu (PIS), kini telah menjadi orang nomor satu di partainya dan
dapat memimpin sepenuhnya atas partai tersebut.
5 tahun telah hampir berlalu pemilihan pun segera dimulai kembali, kini jali
memberanikan diri untuk menjadi calon presiden, dia menjadi calon presiden
karena partainya telah menang mendapatkan 21% kursi di DPR RI.
Pencalonan Jali sangat di dukung oleh oleh semua kader partainya dan Jali juga
mempunyai 8 Partai koalisi yaitu; Partai Indonesia Merdeka, Partai Untuk
Indonesia, Partai Kesejahteraan Rakyat, dan lain-lain.
Jali ternyata belum mendapat pasangan wakilnya, dia bingung harus mencari
pasangan yang pantas untuknya dan ingin memajukan serta mensejakterakan Negara
Indonesia.
Akhirnya Jali mendapatkan wakil dalam Pilpres, Jali memilih sesorang yang
sesuai dengan kiteria yang dikehendakinya serta berakhlak baik, orang tersebut
yang bernama Maman Supriaman dari Partai Untuk Indonesia. Mereka berdua sangat
antusiyas untuk sebegai pemenang dan siap untik kalah. Mereka memilih Sogan
yaitu “Sejahtera untuk rakyat” Jali Man sebagai sebuttannya dan dilawan oleh
calon presiden Malih Hunain dan Sultan Slamet.
Waktu pemilihan pun dimulai mereka bersiap-siap untuk menerima apa
adanya menang ataupun kalah. Sebelum memulainya pemilu Jali Man Kampanyenya
sebesar 1 Milyar.
Pemilihan pun telah selesai dan 2 hari sesudahnya Jali Man menang dari 3
lawannya menurut hasil Qick Qount (Perhitungan Cepat).
Ternyata setelah di tunggu berminggu-minggu, hasil sebenarnya dari KPU ternyata
telah memenangkan Jali dan Maman, Mereka terpilih menjadi presiden dan wakil
presiden RI.
Jali pun sangat bahagia karma cita-citanya sudah tercapai dia telah menjadi
seorang presiden di negrinya. Jali juga berterima kasih kepada ke dua orang
tuanya yang telah memberinya dorongan serta semangat dari kecil sampai
sekarang.
Hari pelantikan jali dan maman sebagai presiden dan wakil presiden dimulai,
Mereka dilantik dengan sukses, Dan jali pun resmi menjadi presiden RI. Jali
telah berhasil mengelola pemerintahan dengan rapi dan sejahtera
5 tahun kemudian setelah Jali selesai menjalankan tugasnya sebagai presiden,
dia pension dari pekerjaanya dan di dalam bidang politik, Dia menghabiskan
waktu bersama keluarga besaranya yang dulu sangat miskin dan menjadi seorang
yang kaya raya, Berkat semangat yang di dorongkan oleh orang tuanya kepada Jali
dan keturunanya.
SELESAI
Ok, sekian dulu artikel tentang " Contoh Cerpen Tema Cita-Cita Ingin Menjadi Presiden " yang dapat saya sampaikan, semoga artikel ini dapat membantu dan bermanfaat ya.Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar